Koleksi yang ditampilkan Museum Bahari terdiri dari berbagai jenis perahu klasik zaman VOC, perahu tradisional Nusantara sampai miniatur kapal modern. Selain itu disajikan pula perlengkapan penunjang pelayaran, seperti alat-alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar, dan aneka ragam meriam.
Pada sisi lain ditampilkan koleksi biota laut dan ikan dari perairan Indonesia, teknologi pembuatan perahu tradisional, serta folklore adat-istiadat masyarakat nelayan Nusantara.
Melengkapi penampilan kebaharian Indonesia, di museum ini dipamerkan pula matra TNI Angkatan Laut, Kartografi, Taman Purbakala Pulau Onrust, tokoh-tokoh dan pahlawan kerajaan maritim Nusantara serta foto-foto perjalanan kapal KPM.
Phinisi
Kata Phinisi penuh dengan aroma laut, seolah-olah terdengar suara angin dan gemuruh ombak diiringi kicauan burung camar. Perahu tipe Phinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dan tujuh helai layar. Ini mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh samudera besar di dunia.
Pada awal abad ke-20 pengrajin perahu Ara dan Lemo-lemo membangun phinisi pertama buat seorang nahkoda Bira, kampung asal pelaut terkenal Sulawesi.
Perahu phinisi pertama masih berukuran kecil dengan kapasitas 20-30 ton dan panjang 10-15 meter. Pada Perang Dunia II perahu phinisi digunakan oleh tentara Jepang untuk keperluan perang sehingga menjadi target serangan udara dan laut para lawannya.
Meski armada phinisi kala itu ditenggelamkan, pelayaran tradisional tetap merupakan salah satu pilar utama pengembangan RI yang baru terbentuk setelah Jepang menyerah.
Lancang
Lancang berarti perahu. Pada masa lalu dikenal jenis Lancang dari Sumatera, Banten, dan Kalimantan. Model lancang kuning Koleksi Museum Bahari adalah perahu untuk pesiar bagi raja dan keluarga.
Di samping itu dipakai oleh para hulubalang, laksamana, dan petinggi kerajaan untuk kegiatan perang dan patroli wilayah kekuasaannya, khususnya di kepulauan Riau.
Gelati
Gelati adalah jenis perahu nelayan yang memegang peranan penting di Selat Bali. Perahu yang disebut Jung Raje oleh orang Madura ini mendominasi dermaga di setiap pelabuhan perikanan di sepanjang pantai Utara Jawa.
Rangka dan badan perahu terbuat dari kayu jati dengan panjang 12 meter dan lebar 2.6 meter serta berawak 18 orang.
Dalam pelayaran lagu-lagu tradisional (termasuk dangdut) disetel melalui pengeras suara yang dipasang pada tiap layarnya. Layar perahu ini berbentuk segitiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar